Monday, March 9, 2020
aplikasi digital pompa banjir DKI
Aplikasi pompa banjir selama ini masih sangat minim dikembangkan. Hal ini dikarenakan semua panel pompa masih menggunakan panel standart dan belum dikembangkan secara digital melalui aplikasi android.
Penggunaan aplikasi digital sebenarnya tidak terlalu ribet seperti yang digambarkan. Karena sekarang ini beberapa aplikasi playstore sudah disediakan secara integrasi dengan koneksi internet dengan basis protocol TCP/IP.
Friday, November 8, 2019
gsm level charging batterai microcontrol
Proses pengisian aki yang sering disebut dalam istilah charging mempunyai 3 macam tahapan kondisi
charging. Pertama adalah bulk charge. Kedua absorption charge dan ketiga float charge. Ketiganya akan membentuk sebuah charger dengan tingkat charging bernama smart charging. Dimana kecederungan smart charging ini akan berkaian dengan proteksi overcharge dan sistem charging yang effisien. Bulk charger adalah charging yang dikondisikan dimana tegangan dan ampere tertinggi adalah harga level tegangan yang dipergunakan pada kondisi resistance internal baterai sebesar NOL atau diabaikan.
Pada bulk charger, tidak perlu dikawatirkan mengenai persoalan overcharging karena tegangan baterai tidak dikondisikan pengisian full. Absorption charging adalah kondisi proses charging yang memonitor tegangan dan resistance dimana setelah tegangan mencapai level 80%, tegangan charging akan dipertahankan pada kondisi stabil dengan memperkecil arus charging sehinaga kecil kemungkinan terjadi overheating. Waktu proses charging pada level tegangan 80% ini akan lebih lama dibanding dengan sebelumnya. Kondisi ketiga Float charge adalah kondisi charge pada saat tegangan mencapai 85% dan akan mendekati level 95% . Pada keadaan ini tegangan dipertahankan steady pada level tegangan maksimum 13.2 sampai 13.4 volt.
Seperti diketahui di dalam aki sendiri terdiri atas tegangan internal dan resistance internal. Nilai resistansi internal baterai sangat berperan dalam proses terjadinya overheating dan diperlukan kontrol pengendalian charging agar tegangan yang dicapai saat charging tidak sampai menimbulkan overheating pada baterai. sebagai contoh baterai dengan tegangan 12 volt mampu dicharge sampai tegangan 14.6 sampai 14.8 volt untuk dry cell dan tegangan 14.2 sampai 14.3 untuk wett cell dalam keadaan normal tanpa overheating. Level tegangan ini sangat dipengaruhi oleh absorption rate dari masing masing baterai.
Teknologi Telekomunikasi pada Remote Charging Batterai Panel Surya
Teknologi komunikasi ( internet dan wireless / GSM Sim 800 dan Sim 900 ) link panel surya atau charging baterai dilirik oleh perusahaan-perusahan besar di dunia, seperti Tessla. Perusahaan raksasa di bidang teknologi ini berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk membuat peralatan yang membantu keamanan dan keandalan sistem charging baterai pada panel surya dan renewable energy. Tak hanya itu, kini kecanggihan smart charging baterai pun mulai dirasakan dalam bentuk sistem layanan on-line ( off smart grid ) dan smart cell yang bisa dinikmati dalam bentuk layanan keamanan charging dan uncharging secara online baik wireless ataupun internet oleh petugas security dari
ruang kendali di layar komputer.
Menurut riset yang dikeluarkan Marketing Research Indonesia beberapa pengembang sangat tertarik untuk membangun sistem charging pintar atau smart charging dengan microcontrol berkonsep smart charging-smart energy yang akan melayani kebutuhan perumaan di dalamnya.
Kemampuan Charging
untuk mendapatkan charging agar terhindar dari persoalan overheating dan overvoltage maka perlu dipahami bahwa dalam proses charging sendiri dibagi dalam beberapa tahap atau stage yang berlaku selama proses charging berlangsung.
Video Tutorial terkait : Wiring Panel
gsm level charging batterai microcontrol
charging. Pertama adalah bulk charge. Kedua absorption charge dan ketiga float charge. Ketiganya akan membentuk sebuah charger dengan tingkat charging bernama smart charging. Dimana kecederungan smart charging ini akan berkaian dengan proteksi overcharge dan sistem charging yang effisien. Bulk charger adalah charging yang dikondisikan dimana tegangan dan ampere tertinggi adalah harga level tegangan yang dipergunakan pada kondisi resistance internal baterai sebesar NOL atau diabaikan.
Pada bulk charger, tidak perlu dikawatirkan mengenai persoalan overcharging karena tegangan baterai tidak dikondisikan pengisian full. Absorption charging adalah kondisi proses charging yang memonitor tegangan dan resistance dimana setelah tegangan mencapai level 80%, tegangan charging akan dipertahankan pada kondisi stabil dengan memperkecil arus charging sehinaga kecil kemungkinan terjadi overheating. Waktu proses charging pada level tegangan 80% ini akan lebih lama dibanding dengan sebelumnya. Kondisi ketiga Float charge adalah kondisi charge pada saat tegangan mencapai 85% dan akan mendekati level 95% . Pada keadaan ini tegangan dipertahankan steady pada level tegangan maksimum 13.2 sampai 13.4 volt.
Seperti diketahui di dalam aki sendiri terdiri atas tegangan internal dan resistance internal. Nilai resistansi internal baterai sangat berperan dalam proses terjadinya overheating dan diperlukan kontrol pengendalian charging agar tegangan yang dicapai saat charging tidak sampai menimbulkan overheating pada baterai. sebagai contoh baterai dengan tegangan 12 volt mampu dicharge sampai tegangan 14.6 sampai 14.8 volt untuk dry cell dan tegangan 14.2 sampai 14.3 untuk wett cell dalam keadaan normal tanpa overheating. Level tegangan ini sangat dipengaruhi oleh absorption rate dari masing masing baterai.
Teknologi Telekomunikasi pada Remote Charging Batterai Panel Surya
Teknologi komunikasi ( internet dan wireless / GSM Sim 800 dan Sim 900 ) link panel surya atau charging baterai dilirik oleh perusahaan-perusahan besar di dunia, seperti Tessla. Perusahaan raksasa di bidang teknologi ini berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk membuat peralatan yang membantu keamanan dan keandalan sistem charging baterai pada panel surya dan renewable energy. Tak hanya itu, kini kecanggihan smart charging baterai pun mulai dirasakan dalam bentuk sistem layanan on-line ( off smart grid ) dan smart cell yang bisa dinikmati dalam bentuk layanan keamanan charging dan uncharging secara online baik wireless ataupun internet oleh petugas security dari
ruang kendali di layar komputer.
Menurut riset yang dikeluarkan Marketing Research Indonesia beberapa pengembang sangat tertarik untuk membangun sistem charging pintar atau smart charging dengan microcontrol berkonsep smart charging-smart energy yang akan melayani kebutuhan perumaan di dalamnya.
Kemampuan Charging
untuk mendapatkan charging agar terhindar dari persoalan overheating dan overvoltage maka perlu dipahami bahwa dalam proses charging sendiri dibagi dalam beberapa tahap atau stage yang berlaku selama proses charging berlangsung.
Video Tutorial terkait : Wiring Panel
Wednesday, November 6, 2019
petunjuk rangkaian panel limit switch
Kasus berikut adalah sebuah rangkaian listrik yang melibatkan komponen listrik seperti tombol push button, relay 220 Volt, limit switch dan motor listrik 3 phasa 220 Volt. Saya akan menjelaskan
bagaimana sebuah motor listrik akan aktif saat tombol push button ON ditekan dan motor berhenti saat menyentuh limit switch. Untuk mendapatkan rangkaian dengan limit switch maka gambar rangkaian saya perlu modifikasi dengan tambahan sebauh limit switch yang fungsinya memutuskan aliran listrik sehingga motor berhenti. Perhatikan gambar berikut.
Proses kerja dari wiring tersebut saya jelaskan dalam rangkaian listrik seperti berikut.
Wiring SEBELUM ada Limit Switch.
Untuk mengaktifkan magnetic contactor maka push button harus ditekan dan akan mengaktifkan relay R1 sehingga contact point relay R1 yang semula NO akan menjadi NC yang kemudian terjadi locking dan juga akan mengaktifkan magnetic contactor.
Apabila diinginkan mematikan magnetic contactor maka push button OFF (posisi NC ) harus ditekan dan akan memutus suplai listrik ke relai dan sekaligus mematikan suplai listrik ke magnetic contactor.
petunjuk rangkaian panel limit switch
bagaimana sebuah motor listrik akan aktif saat tombol push button ON ditekan dan motor berhenti saat menyentuh limit switch. Untuk mendapatkan rangkaian dengan limit switch maka gambar rangkaian saya perlu modifikasi dengan tambahan sebauh limit switch yang fungsinya memutuskan aliran listrik sehingga motor berhenti. Perhatikan gambar berikut.
Proses kerja dari wiring tersebut saya jelaskan dalam rangkaian listrik seperti berikut.
Wiring SEBELUM ada Limit Switch.
Untuk mengaktifkan magnetic contactor maka push button harus ditekan dan akan mengaktifkan relay R1 sehingga contact point relay R1 yang semula NO akan menjadi NC yang kemudian terjadi locking dan juga akan mengaktifkan magnetic contactor.
Apabila diinginkan mematikan magnetic contactor maka push button OFF (posisi NC ) harus ditekan dan akan memutus suplai listrik ke relai dan sekaligus mematikan suplai listrik ke magnetic contactor.
Wiring SETELAH ada Limit Switch.
Pada rangkaian SETELAH ditambah Limit Switch, maka apabila diinginkan mematikan contactor maka yang perlu dilakukan adalah dengan menekan push button OFF. Maka magnetic contactor akan OFF.
Namun akan lain kondisinya jika ditambahkan sebuah limit switch. Selain untuk memutuskan aliran listrik dan mematikan magnetic contactor, limit switch disini juga juga sebagai pengganti push button
OFF untuk memutuskan / mematikan aliran listrik ke magnetic contactor. Penambahan limit switch selain sebagai rangkaian safety saat push button tidak kita pakai atau tidak berfungsi. Artinya limit switch sebenarnya juga bisa berfungsi sebagai pemutus aliran listrik. Bahkan tidak memerlukan campur tangan orang untuk mematikan, namun secara mekanik akan memutuskan sendiri apabila posisi gerakan motor listrik menyentuh limit switch.
OFF untuk memutuskan / mematikan aliran listrik ke magnetic contactor. Penambahan limit switch selain sebagai rangkaian safety saat push button tidak kita pakai atau tidak berfungsi. Artinya limit switch sebenarnya juga bisa berfungsi sebagai pemutus aliran listrik. Bahkan tidak memerlukan campur tangan orang untuk mematikan, namun secara mekanik akan memutuskan sendiri apabila posisi gerakan motor listrik menyentuh limit switch.
fungsi locking pada wiring panel
Prinsip kerja tombol / push button adalah pada posisi normal akan terputus / off dan saat ditekan akan tersambung / on dan saat dilepas kembali posisi tombol kembali off. Pada rangkaian ini mati dan hidupnya alarm tergantung seberapa lama saya menekan tombol dan kapan saya kembali melepas tombolnya untuk mematikan alarm.
Berikut tentang bagaimana rangkaian listrik untuk alarm hanya dengan menekan tombol push button sekali saja dan alarm akan menyala secara terus menerus.Pada keadaan rangkaian seperti ini maka alarm akan ON hanya dengan menambahkan satu wiring tambahan pada posisi NO Relay dan
membuatnya parallel dengan push button. Prinsip wiring seperti ini dinamakan “LOCKING” . Yang berarti posisi push button akan terkunci / ON pada saat sekali saja tombol push button ditekan.
Locking = adalah satu kaki relay R1 yang akan ON atau Close dan bersifat mengunci “lock” dan kembali OFF atau open jika aliran listrik ke R1 diputus. Locking akan terputus jika aliran listrik ke R1diputus atau dengan menekan tombol OFF. Pada rangkaian gambar saat tombol ON ditekan maka akan menghasilan aliran listrik ke R1 dan akan Mengaktifkan kedua kaki relay R1 yang semula open / terputus menjadi closed / tersambung dan terjadi proses Locking dan akan menyalakan Alarm secara terus-menerus.
fungsi locking pada wiring panel
Berikut tentang bagaimana rangkaian listrik untuk alarm hanya dengan menekan tombol push button sekali saja dan alarm akan menyala secara terus menerus.Pada keadaan rangkaian seperti ini maka alarm akan ON hanya dengan menambahkan satu wiring tambahan pada posisi NO Relay dan
membuatnya parallel dengan push button. Prinsip wiring seperti ini dinamakan “LOCKING” . Yang berarti posisi push button akan terkunci / ON pada saat sekali saja tombol push button ditekan.
Locking = adalah satu kaki relay R1 yang akan ON atau Close dan bersifat mengunci “lock” dan kembali OFF atau open jika aliran listrik ke R1 diputus. Locking akan terputus jika aliran listrik ke R1diputus atau dengan menekan tombol OFF. Pada rangkaian gambar saat tombol ON ditekan maka akan menghasilan aliran listrik ke R1 dan akan Mengaktifkan kedua kaki relay R1 yang semula open / terputus menjadi closed / tersambung dan terjadi proses Locking dan akan menyalakan Alarm secara terus-menerus.
Video terkait : Wiring Panel
Friday, October 18, 2019
Belajar Instalasi Secara Online
Munculnya sector jasa Kursus Instalasi baik besar ataupun privat telah mendapat tanggapan positif dari kalangan masyarakat yang menginginkan bisnis dan keahlian instalasi. Data peminat instalasi baik untuk bidang Pembangkit Generator dan instalasi sector komersial dan industri telah bertambah dengan baik dan menciptakan pertumuhan ekonomi baru bagi beberapa kalangan. Dan memunculkan bisnis baru, dengan sejumlah kendala dan permasalahan :
Permasalahan yang muncul dalam bisnis instalasi atau pengetahuan bagaimanan sebenarnya instlalasi adalah :
1. Tidak tersedianya Sarana dan Prasarana baik software ataupun hardware yang memadai dalam mendidik peminat jasa instalasi ataupun pembuat panel baik alat peraga untuk mandapatkan pengalaman parakteknya, tempat kursus yang memadai dan sediktnya pengajar dari kaum praktisi yang belum mau atau bahkan belum milihat peluang ini, terbatasnya anggaran peminat kursus juga menjadi masalah.
2. Beberapa orang memang tidak terdidik dalam bidang instalasi, bahkan mereka tidak banyak tahu rumus-rumus praktis bagaimana membuat usaha bidang instalasi.
3. Sangat minimnya informasi tekni praktis yang tersedia di internet bahkan yang secara singkat dapat menggambarkan kebtuhan dan keperluan peminta kursus dalam bidang intalasi.
4. Tidak tersediannya gambar fisik alat, panel listrik, kabel, mesin, tools, permasalahan instalasi yang membantu mereka.
5. Minimnya informasi online tentang jasa kursus di Indonesia. Bahkan kebanyakan kurang memperhatikan fungsi dan efektifitas penggunaan internet
6. Sangat terbatasnya informasi dari buku-buku ataupun video yang dijual di pasaran yang memberikan materi praktis aplikasi dalam sector industri, komersial. Bahkan kebanyakan bersifat teori atau dasar-dasar instalasi.
7. Kesulitan ekonomi yang berujung pada cara mendapatkan uang dengan cara cepat tanpa mengikti kursus yang membutuhkan biaya tidak kurang dari 800 ribu satu bulan HANYA untuk satu materi kursus saja. Bahkan sulitnya mencari bisnis instalasi meskipun telah mengikuti kursus.
8. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan seorang instalatir, baik relasi, modal usaha, marketing, kemampuan bisnis, yang tidak sedikti tidak menumbuhkan minat bahkan membat
9. Biaya yang cukup mahal untuk menjadikan seseorang memahami instalsi dan mengajar secara praktek dan membuthkan system pengajaran yang tidak sederhana.
Munculnya Video Panduan Instalasi Industri dan Komersial diharapkan merupakan “SOLUSI” atas media online yang secara praktis mampu mendidik, menjawab, dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam menjadikan dirinya memahami instalasi, mampu menciptakan peluang, mencari penghasilan online lewat internet online youtube , menjadi sukses dalam bisnis instalasi, dan mendapatkan penghasilan hanya dengan mempelajari video online Panduan Instalasi Industri dan Komersial.
Belajar Instalasi Secara Online
Permasalahan yang muncul dalam bisnis instalasi atau pengetahuan bagaimanan sebenarnya instlalasi adalah :
1. Tidak tersedianya Sarana dan Prasarana baik software ataupun hardware yang memadai dalam mendidik peminat jasa instalasi ataupun pembuat panel baik alat peraga untuk mandapatkan pengalaman parakteknya, tempat kursus yang memadai dan sediktnya pengajar dari kaum praktisi yang belum mau atau bahkan belum milihat peluang ini, terbatasnya anggaran peminat kursus juga menjadi masalah.
2. Beberapa orang memang tidak terdidik dalam bidang instalasi, bahkan mereka tidak banyak tahu rumus-rumus praktis bagaimana membuat usaha bidang instalasi.
3. Sangat minimnya informasi tekni praktis yang tersedia di internet bahkan yang secara singkat dapat menggambarkan kebtuhan dan keperluan peminta kursus dalam bidang intalasi.
4. Tidak tersediannya gambar fisik alat, panel listrik, kabel, mesin, tools, permasalahan instalasi yang membantu mereka.
5. Minimnya informasi online tentang jasa kursus di Indonesia. Bahkan kebanyakan kurang memperhatikan fungsi dan efektifitas penggunaan internet
6. Sangat terbatasnya informasi dari buku-buku ataupun video yang dijual di pasaran yang memberikan materi praktis aplikasi dalam sector industri, komersial. Bahkan kebanyakan bersifat teori atau dasar-dasar instalasi.
7. Kesulitan ekonomi yang berujung pada cara mendapatkan uang dengan cara cepat tanpa mengikti kursus yang membutuhkan biaya tidak kurang dari 800 ribu satu bulan HANYA untuk satu materi kursus saja. Bahkan sulitnya mencari bisnis instalasi meskipun telah mengikuti kursus.
8. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan seorang instalatir, baik relasi, modal usaha, marketing, kemampuan bisnis, yang tidak sedikti tidak menumbuhkan minat bahkan membat
9. Biaya yang cukup mahal untuk menjadikan seseorang memahami instalsi dan mengajar secara praktek dan membuthkan system pengajaran yang tidak sederhana.
Munculnya Video Panduan Instalasi Industri dan Komersial diharapkan merupakan “SOLUSI” atas media online yang secara praktis mampu mendidik, menjawab, dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam menjadikan dirinya memahami instalasi, mampu menciptakan peluang, mencari penghasilan online lewat internet online youtube , menjadi sukses dalam bisnis instalasi, dan mendapatkan penghasilan hanya dengan mempelajari video online Panduan Instalasi Industri dan Komersial.
Semoga bermanfaat !!
Maintenance Panel Alarm
Langkah maintenance diperlukan untuk menjaga agar peralatan bekerja dengan baik. Langkah yang perlu dilakukan meliputi inspeksi kabel instalasi, kondisi detector dan sistem computer. Beberapa langkah yang penting untuk dilakukan adalah :
1. Perawatan detector .
Perawatan detector adalah perawatan pada peralatan detector terutama smoke detector agar terjaga kebersihan dan tingkat kepekaan sehingga bekerja dengan baik. Smoke detector yang kotor, berdebu tidak saja membuat smoke detector bekerja tidak normal, namun juga menggangu. Karena smoke detector yang kotor tidak langsung mengaktifkan modul MCFA atau langsung menyala.
Tapi bekerja setelah beberapa kali muncul “kedipan sinyal “ smoke detector. Hal ini sering memunculkan alarm yang tidak nyata ( semu ).
Akibat lain akibat smoke detector yang kotor adalah dengan mudahnya smoke detector bekerja hanya oleh karena pengaruh cahaya yang berubah di sekitar instalasi smoke detector yang terpasang. Debu yang bersifat memantulkan cahaya akan mempercepat kerja smoke detector. Padahal seharusnya smoke detector bekerja baik hanya oleh asap yang muncul.
Bersihkan paling tidak setiap ada indikasi munculnya gejala alarm, dan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali di area yang sering terdeteksi gejala alarm. Dengan begitu kebenaran akan adanya alarm kebakaran benar-benar berasal dari asap kebakaran.
2. Pengecekan instalasi kabel dan koneksi di panel junction box.
Koneksi kabel juga penting diperhatikan mengingat dampak resiko jika terminasi kabel menjadi kendor. Terminasi kabel yang kendor akan memunculkan arus transient / lonjakan arus listrik saat kabel kendor yang mengakibatkan kerusakan modul .
3. Penggatian Fuse Pengaman
Fuse pengaman yang dipasang pada wiring instalasi di panel junction box hendaknya sebesar 2 Ampere dan asli ( bukan buatan dari kabel biasa ). Karena fuse tersebut dipakai sebapai pengaman saat terjadi short pada instalasi listrik atau saat sedang melakukan perbaikan.
4. Restart Komputer.
Sebaiknya seminggu sekali selama 15 s/d 30 menit computer dimatikan untuk mengurangi resiko kerusakan. Restart juga diperlukan untuk mengurangi beban overload sistem akibat data kejadian yang tersimpan dalam memory computer setiap harinya.
5. Perawatan wiring kabel data dan kabel power sistem fire alarm :
Maintenance Panel Alarm
1. Perawatan detector .
Perawatan detector adalah perawatan pada peralatan detector terutama smoke detector agar terjaga kebersihan dan tingkat kepekaan sehingga bekerja dengan baik. Smoke detector yang kotor, berdebu tidak saja membuat smoke detector bekerja tidak normal, namun juga menggangu. Karena smoke detector yang kotor tidak langsung mengaktifkan modul MCFA atau langsung menyala.
Tapi bekerja setelah beberapa kali muncul “kedipan sinyal “ smoke detector. Hal ini sering memunculkan alarm yang tidak nyata ( semu ).
Akibat lain akibat smoke detector yang kotor adalah dengan mudahnya smoke detector bekerja hanya oleh karena pengaruh cahaya yang berubah di sekitar instalasi smoke detector yang terpasang. Debu yang bersifat memantulkan cahaya akan mempercepat kerja smoke detector. Padahal seharusnya smoke detector bekerja baik hanya oleh asap yang muncul.
Bersihkan paling tidak setiap ada indikasi munculnya gejala alarm, dan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali di area yang sering terdeteksi gejala alarm. Dengan begitu kebenaran akan adanya alarm kebakaran benar-benar berasal dari asap kebakaran.
2. Pengecekan instalasi kabel dan koneksi di panel junction box.
Koneksi kabel juga penting diperhatikan mengingat dampak resiko jika terminasi kabel menjadi kendor. Terminasi kabel yang kendor akan memunculkan arus transient / lonjakan arus listrik saat kabel kendor yang mengakibatkan kerusakan modul .
3. Penggatian Fuse Pengaman
Fuse pengaman yang dipasang pada wiring instalasi di panel junction box hendaknya sebesar 2 Ampere dan asli ( bukan buatan dari kabel biasa ). Karena fuse tersebut dipakai sebapai pengaman saat terjadi short pada instalasi listrik atau saat sedang melakukan perbaikan.
4. Restart Komputer.
Sebaiknya seminggu sekali selama 15 s/d 30 menit computer dimatikan untuk mengurangi resiko kerusakan. Restart juga diperlukan untuk mengurangi beban overload sistem akibat data kejadian yang tersimpan dalam memory computer setiap harinya.
5. Perawatan wiring kabel data dan kabel power sistem fire alarm :
- Kabel Power DC. Merupakan tegangan catu daya 24 V dc ke tiap-tiap modul MCFA.
- Kabel Data. Kabel yang akan meneruskan data informasi yang diterima dari sinyal input dan kemudian dikirimkan ke pengelola data di komputer . Setiap modul dengan “data (+)” akan terhubung secara paralel dengan “data(+)” modul lainnya. Sebaliknya modul dengan “ data (-) nya terhubung bersama secara paralel dengan kabel “data(-)” dalam tiap-tiap modulnya.
- Kabel input dan output. Kabel terkoneksi ke Modul MCFA .
Semoga bermanfaat !!
Video terkait kesalahan pengecekan smoke detector . Klik Disini.
Video terkait kesalahan pengecekan smoke detector . Klik Disini.
pedoman penanganan kejadian alarm
Beberapa Hal penting soal penanganan kejadian panel alarm :
Kejadian alarm secara otomatis akan terlihat di layar monitor computer, tanpa perlu lagi mencari posisi dan letak terjadinya detector aktif. Komputer akan menampilkan kejadian alarm yang meliputi status alarm, dan zona yang aktif terjadi alarm. Untuk menangani kejadian alarm maka hal perlu dilakukan meliputi 2 kegiatan yaitu :
1. Penanganan lewat computer
2. Penanganan di lapangan.
Penanganan di computer dilakukan dengan mematikan tombol-tombol pada menu layar computer . Sedangkan penanganan di lapangan meliputi pengecekan detector yang aktif, pengukuran tegangan di zona yang aktif, dan kegiatan maintenance ( perbaikan atau pembersihan detector yang kotor atau rusak ).
pedoman penanganan kejadian alarm
Kejadian alarm secara otomatis akan terlihat di layar monitor computer, tanpa perlu lagi mencari posisi dan letak terjadinya detector aktif. Komputer akan menampilkan kejadian alarm yang meliputi status alarm, dan zona yang aktif terjadi alarm. Untuk menangani kejadian alarm maka hal perlu dilakukan meliputi 2 kegiatan yaitu :
1. Penanganan lewat computer
2. Penanganan di lapangan.
Penanganan di computer dilakukan dengan mematikan tombol-tombol pada menu layar computer . Sedangkan penanganan di lapangan meliputi pengecekan detector yang aktif, pengukuran tegangan di zona yang aktif, dan kegiatan maintenance ( perbaikan atau pembersihan detector yang kotor atau rusak ).
Setelah layar computer mengindikasikan adanya sinyal kebakaran dan setelah tombol switch dimatikan dari ruang control ( kecuali tombol “RESET” ) maka langkah berikutnya adalah melakukan pengukuran tegangan di zona yang aktif. Pengukuran tegangan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengukuran pada zona area yang aktif dan
2. pengukuran pada junction box.
Apabila selama pencarian lokasi dan detector yang bermasalah belum / tidak ditemukan maka, langkah yang dilakukan adalah :
• Mengukur tegangan pada lokasi yang diindikasi terjadi kebakaran dengan membuka salah satu tutup detector di area yang mengalami gangguan. Lalu melakukan pengukuran tegangan.
• Langkah lainnya adalah dengan cara mengukur tegangan di junction Box AHU dan mengukur tegangan di zona yang terindikasi alarm.
Apabila pengukuran tegangan diperoleh 7 volt, maka pada zona tersebut ada salah satu detector yang “ON” atau aktif.
Lakukan pencarian detector pada zona yang terindikasi adanya alarm. Jika selama pencarian belum ditemukan maka ada kemungkinan bahwa detector dalam posisi tertutup / berada di atas plafon atau bisa karena zona yang pencarian salah. Oleh karena itu lebih baik jika pengukuran dilakukan pada di dua tempat yaitu di junction box. dan dengan mengukur di zona yang terindikasi aktif. Jika benar jalurnya dan pengukuran tegangan sebesar 7 volt maka di zona tersebut “benar” ada indikasi detector aktif.
Jika pengukuran tegangan tidak 7 volt, maka ada indikasi jalur yang diukur salah atau adanya detector aktif secara berkedip dan akhirnya menyalakan alarm di layar computer. Pada kejadian ini maka cukup dilakukan proses “RESET”.
semoga bermanfaat !!
Apabila selama pencarian lokasi dan detector yang bermasalah belum / tidak ditemukan maka, langkah yang dilakukan adalah :
• Mengukur tegangan pada lokasi yang diindikasi terjadi kebakaran dengan membuka salah satu tutup detector di area yang mengalami gangguan. Lalu melakukan pengukuran tegangan.
• Langkah lainnya adalah dengan cara mengukur tegangan di junction Box AHU dan mengukur tegangan di zona yang terindikasi alarm.
Apabila pengukuran tegangan diperoleh 7 volt, maka pada zona tersebut ada salah satu detector yang “ON” atau aktif.
Lakukan pencarian detector pada zona yang terindikasi adanya alarm. Jika selama pencarian belum ditemukan maka ada kemungkinan bahwa detector dalam posisi tertutup / berada di atas plafon atau bisa karena zona yang pencarian salah. Oleh karena itu lebih baik jika pengukuran dilakukan pada di dua tempat yaitu di junction box. dan dengan mengukur di zona yang terindikasi aktif. Jika benar jalurnya dan pengukuran tegangan sebesar 7 volt maka di zona tersebut “benar” ada indikasi detector aktif.
Jika pengukuran tegangan tidak 7 volt, maka ada indikasi jalur yang diukur salah atau adanya detector aktif secara berkedip dan akhirnya menyalakan alarm di layar computer. Pada kejadian ini maka cukup dilakukan proses “RESET”.
semoga bermanfaat !!
Subscribe to:
Posts (Atom)