Konsumsi listrik telah menjadi faktor penting dalam perhitungan untung rugi yang cukup dominan. Tidak bisa mengelola energi listrik akan menghasilkan pembengkakan biaya operasional gedung. Hotel sebagai salah satu pengguna energi listrik telah mengalami banyak kegagalan pemakaian listrik dengan beberapa persoalan seperti :
a. ketiadaan kontrol otomatis yang mampu melaporkan tingkat pemakaian listrik harian.
Ada beberapa solusi untuk persoalan kontrol beban listrik ini adalah dengan menempatkan power
metering pada tiap group beban.
b. ketiadaan teknis pengelolaan energi listrik baik teknis peralatan maupun personal yang memahami pengelolaan energi.
Analisa energi pada Water Chiller..
Analisa energi merupakan tindakan dalam hal mendapatkan sumber sumber pada bagian mesin water chiller yang menimbulkan pemborosan energi. Untuk melakukan analisa dibutuhkan penelitian dan pembuatan perangkat hardware yang akan bekerja untuk memantau parameter mana saja yang dapat menyumbang pemborosan energi.
untuk mendapatkan effisiensi tinggi suatu chiller, maka perlu dilakukan pendataan berapa parameter penting termasuk....
- COP ( makin rendah nilai COP akan makin baik.)
- laju aliran refrigerant
- kalor yang diserap evaporator dan kondensor
- kerja yang dilakukan kompresor
- daya yang dibutuhkan kompressor
- laju aliran volume air cooling water.
COP = Qo /W atau kW/TR
Indoor Sensor temperatur dapat dipergunakan dalam ruang dengan range temperatur antara -55 sampai +125 °C. Perangkat sensor dapat ditempatkan dalam ruang lobby, data computer room, atau ruang laboratorium dan dalam mesin pendingin dengan terbuhung melalui converter untuk kemudian data hasil pengukuran ditampilkan dalam monitor PC.
Pemahaman teknik tentang kontrol temperatur ini telah menghasilkan menurunkan biaya maintenance. Karena menyangkut pengaturan atau pemakaiann jumlah energi listrik pada saat-saat tertentu saja. Sebagai contoh pemakain energi listrik untuk AC ruangan hotel. Beberapa kasus telah menunjukkan bahwa ketiadaan pengawasan teknis dan sistem yang memadai di ruang-ruang hotel, mall atau gedung telah mengakibatkan pembengkakan operasi beban lebih pada unit mesin AC. Dan hal ini berdampak pada biaya energi yang tinggi. Sebagai solusinya, sangat perlunya sistem monitoring dan kontrol dalam ruang seperti kontrol keberadaan penghuni, temperatur ruang dan aktifitas penggunaan AC ruangan.
Sistem kontrol ruang dengan penggunaan AC seharusnya kontrol ruangan menjadi pertimbangan di saat energi semakin mahal. Beberapa kontrol bisa dipakai seperti kontrol temperatur, kontrol aktivitas penggunaan lsitrik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuat / desain sistem monitoring dan kontrol berbasis komputer. Yaitu dengan memasang sensor temperatur, sensor deteksi keberadaan penghuni dan detektor penggunaan listrik. Kontrol bisa dihubungkan dengan unit kontrol lain di kontrol room dan receptionis. Beberapa parameter kontrol yang harus dipasanag dalam sistem kontrol monitoring energi ini meliputi :
a. data analog hasil sensor temperatur yang diproses oleh komputer yang kemudian oleh komputer beberapa langkah tindakan bisa dilakukan seperti kontrol on/off Ac ruang saat penghuni tidak berada dalam ruang. Beberapa level temperatur bisa dikontrol dalam 3 level temperatur. Yaitu level temperatur saat tidak ada penghuni, saat ada penghuni dan saat temperatur melebihi standart baku kontrol temperatur ruang.
b. Data digital yang dihubungkan dengan pihak resepsionis dimana data ini diproses sebagai masukan saat penghuni ruangan tidak berada dalam ruang sehingga segera mungkin dilakukan pengaturan temperatur dalam level tidak ada penghuni.
Dengan sistem kontrol seperti ini, pemborosan energi pada ruangan bisa ditekan semaksimal mungkin. Kenapa tidak segera dilakukan ? Semoga ada manfaatnya.