Kejadian alarm secara otomatis akan terlihat di layar monitor computer, tanpa perlu lagi mencari posisi dan letak terjadinya detector aktif. Komputer akan menampilkan kejadian alarm yang meliputi status alarm, dan zona yang aktif terjadi alarm. Untuk menangani kejadian alarm maka hal perlu dilakukan meliputi 2 kegiatan yaitu :
1. Penanganan lewat computer
2. Penanganan di lapangan.
Penanganan di computer dilakukan dengan mematikan tombol-tombol pada menu layar computer . Sedangkan penanganan di lapangan meliputi pengecekan detector yang aktif, pengukuran tegangan di zona yang aktif, dan kegiatan maintenance ( perbaikan atau pembersihan detector yang kotor atau rusak ).
Setelah layar computer mengindikasikan adanya sinyal kebakaran dan setelah tombol switch dimatikan dari ruang control ( kecuali tombol “RESET” ) maka langkah berikutnya adalah melakukan pengukuran tegangan di zona yang aktif. Pengukuran tegangan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengukuran pada zona area yang aktif dan
2. pengukuran pada junction box.
Apabila selama pencarian lokasi dan detector yang bermasalah belum / tidak ditemukan maka, langkah yang dilakukan adalah :
• Mengukur tegangan pada lokasi yang diindikasi terjadi kebakaran dengan membuka salah satu tutup detector di area yang mengalami gangguan. Lalu melakukan pengukuran tegangan.
• Langkah lainnya adalah dengan cara mengukur tegangan di junction Box AHU dan mengukur tegangan di zona yang terindikasi alarm.
Apabila pengukuran tegangan diperoleh 7 volt, maka pada zona tersebut ada salah satu detector yang “ON” atau aktif.
Lakukan pencarian detector pada zona yang terindikasi adanya alarm. Jika selama pencarian belum ditemukan maka ada kemungkinan bahwa detector dalam posisi tertutup / berada di atas plafon atau bisa karena zona yang pencarian salah. Oleh karena itu lebih baik jika pengukuran dilakukan pada di dua tempat yaitu di junction box. dan dengan mengukur di zona yang terindikasi aktif. Jika benar jalurnya dan pengukuran tegangan sebesar 7 volt maka di zona tersebut “benar” ada indikasi detector aktif.
Jika pengukuran tegangan tidak 7 volt, maka ada indikasi jalur yang diukur salah atau adanya detector aktif secara berkedip dan akhirnya menyalakan alarm di layar computer. Pada kejadian ini maka cukup dilakukan proses “RESET”.
semoga bermanfaat !!
Apabila selama pencarian lokasi dan detector yang bermasalah belum / tidak ditemukan maka, langkah yang dilakukan adalah :
• Mengukur tegangan pada lokasi yang diindikasi terjadi kebakaran dengan membuka salah satu tutup detector di area yang mengalami gangguan. Lalu melakukan pengukuran tegangan.
• Langkah lainnya adalah dengan cara mengukur tegangan di junction Box AHU dan mengukur tegangan di zona yang terindikasi alarm.
Apabila pengukuran tegangan diperoleh 7 volt, maka pada zona tersebut ada salah satu detector yang “ON” atau aktif.
Lakukan pencarian detector pada zona yang terindikasi adanya alarm. Jika selama pencarian belum ditemukan maka ada kemungkinan bahwa detector dalam posisi tertutup / berada di atas plafon atau bisa karena zona yang pencarian salah. Oleh karena itu lebih baik jika pengukuran dilakukan pada di dua tempat yaitu di junction box. dan dengan mengukur di zona yang terindikasi aktif. Jika benar jalurnya dan pengukuran tegangan sebesar 7 volt maka di zona tersebut “benar” ada indikasi detector aktif.
Jika pengukuran tegangan tidak 7 volt, maka ada indikasi jalur yang diukur salah atau adanya detector aktif secara berkedip dan akhirnya menyalakan alarm di layar computer. Pada kejadian ini maka cukup dilakukan proses “RESET”.
semoga bermanfaat !!